Bencana

Komunitas Lebah Peduli Bencana #5

Kolase

Sejak akhir 2013 hingga awal tahun 2014, aktivitas Gunung Sinabung yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Puncaknya adalah pada  4 Januari 2014 ketika terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa hampir lebih dari 20.000 warga yang mengungsi dari rumah mereka.

Sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, kami pun bergerak untuk membantu mereka. Dengan persiapan yang cukup singkat, sekitar 2 minggu, kami menyiapkan segala sesuatunya sesuai dengan fokus utama kami, yaitu kegiatan bersama anak-anak dengan rentang usia 4 – 12 tahun.

4 Februari 2014

Dua beezers kami, Ijul Baso & Riska Hasan, terbang ke Sumatera Utara mewakili Lebah. Di sana, kami dijemput oleh relawan lokal, Bahar, yang juga sering membantu PKPU. Di hari ini, kami belum turun ke lokasi karena masih ada beberapa barang yang perlu dibeli. Setelah semua lengkap, baru kami menuju Brastagi, tempat kami menginap selama berkegiatan di sana.

5 Februari 2014

Posko pertama kami adalah Lapangan Futsal Champions, yang dihuni oleh 282 jiwa (94 KK). Semua pengungsi ini berasal dari desa Suka Meriah, merupakan desa terdekat dari Gn. Sinabung, hanya berjarak 2.5 kilometer. Ini merupakan tempat pengungsian kedua bagi warga Suka Meriah. Pada awalnya, mereka mengungsi di Mesjid Payung yang berjarak 5 km dari Gn. Sinabung. Namun, karena jarak 5 km masih dianggap bahaya, maka pemerintah Kabupaten pun memindahkan mereka ke Lapangan Futsal ini. Berhubung anak-anak usia SD sedang sekolah, maka kami hanya menyerahkan 3 kardus sarden dan berjanji untuk kembali lagi nanti sore.

Posko kedua yang kami datangi adalah Siabang-abang. Namun ternyata, pada saat bersamaan, warga bukan pengungsi yang tinggal di daerah tersebut sedang mengadakan upacara tradisional kematian, sehingga mau tidak mau, kami harus mencari posko lain.

Posko ketiga adalah Tanjung Pulo, dihuni oleh 719 jiwa dari desa Kutabaru yang berjarak sekitar 3,5 kilometer dari Gn. Sinabung. Pada awalnya, posko ini dihuni oleh 720 jiwa, namun baru saja ada 1 warga manula yang meninggal dunia sehingga jumlah pengungsi di sini pun berkurang. Berbanding terbalik dengan posko pertama, anak-anak usia SD di sini menuntut ilmu pada siang hari. Sehingga ketika kami datang yaitu pukul 11 siang, mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Namun, bukan berarti kami tidak berkegiatan di sini. Kami mengadakan kegiatan menggambar dan mewarnai dengan anak-anak usia 4-6 tahun. Selain itu, mereka juga menghibur kami dengan lagu-lagu bahasa Karo. Kegiatan ditutup dengan pemberian goodie bag ke anak-anak, serah terima mainan, handuk, buku bacaan dan masker ke panitia posko lalu 3 kardus sarden langsung ke dapur umum posko. Selain itu, kami juga memberikan hadiah kepada anak-anak yang menurut kami paling bagus hasil mewarnainya.

Setelah makan siang, sesuai janji kami, maka kami kembali lagi ke posko Lapangan Futsal Champions untuk bermain dengan anak-anak di sana. Kami membagi menjadi dua kelompok, yaitu usia 4-6 tahun dan 7-12 tahun. Untuk anak-anak PAUD & kelas 1 SD, kami memberikan lembar gambar untuk diwarnai. Sementara untuk anak-anak SD, kami memainkan 3 ragam permainan yaitu ular, merangkai huruf, dan serigala melawan manusia. Selama kurang lebih 2 jam kami bermain bersama mereka. Kami pulang setelah membagikan goodie bag, hadiah untuk anak-anak juga serah terima mainan, handuk, buku bacaan dan masker ke panitia posko.

Posko terakhir pada malam ini adalah Masjid Amal Bakti yang menampung 36 KK dari berbagai desa yaitu warga desa Sigarang-garang, Naman, Kutarayat, Guru Kinayan (Gurki), Tiga Serangkai dan Gambir. Para pengungsi ini adalah pengungsi pindahan dari posko Mesjid Agung Kabanjage yang sudah terlalu padat. Setelah menunaikan shalat Maghrib berjamaah dengan para pengungsi dan berkoordinasi dengan panitia posko, kami mengajak anak-anak bermain bersama yang seperti posko sebelumnya, kami bagi menjadi dua kelompok. Sepuluh anak-anak usia PAUD & TK kami beri satu buku mewarnai, sementara ke-18 anak SD & SMP kami ajak bermain merangkai kata dan pesan berantai. Kami tidak bisa mengajak mereka bermain yang membutuhkan kegiatan fisik berlari mengingat ruang pengungsi yang sangat sempit. Mengingat waktu, kami pun menutup rangkaian acara setelah 1 jam bermain bersama dengan membagi goodie bag.

6 Februari 2014

Posko pertama yang kami datangi adalah Gudang Jeruk, Desa Surbakti. Terdapat 515 jiwa (196 KK) di tempat pengungsian ini yang berasal dari desa Perbaji, 3 kilometer dari Gn. Sinabung. Setelah memohon izin dengan panitia untuk mengajak mereka bermain, kami langsung membagi ke dua kelompok. Sekitar 50 anak SD bermain bersama Riska dan dibantu oleh ibu guru Nur di dalam tempat pengungsian, sementara anak-anak PAUD & TK berkegiatan bersama Ijul yang dibantu oleh ibu guru Desi di tenda perpustakaan. Acara berlangsung hampir 3 jam dan ditutup dengan pemberian goodie bag dan hadiah ke anak-anak, serah terima buku bacaan, buku mewarnai dan mainan ke ibu Desi lalu sarden, handuk dan masker ke panitia posko.

Selanjutnya, kami bergerak ke posko Maka Mehuli. Ini merupakan posko paling besar di antara posko-posko yang kami datangi, yaitu 644 orang (170 KK) yang para pengungsinya semua berasal dari satu desa yaitu Gung Pinto. Menggunakan tenda Serambi Nyaman milik PKPU, kami bermain dengan anak-anak usia PAUD & TK untuk mewarnai dan juga bernyanyi bersama. Kami dibantu oleh ibu Rahmi selaku guru TK di sana. Seperti pada posko-posko lain, kami pun memberikan goodie bag dan serah terima handuk, masker medis, buku bacaan dan buku mewarnai di posko ini.

Posko berikutnya adalah posko Serbaguna KNPI. Kami disambut oleh Bapak Daut yang memang bekerja di KNPI dan diperbantukan untuk mengelola posko ini sejak November 2013. Terdapat 650 pengungsi (214 KK) di tempat pengungsian ini yang berasal dari desa Lau Kawar, Kutarayat dan Gurki yang rata-rata berjarak 3-4 kilometer dari Gn. Sinabung. Tidak ada perbedaan permainan yang kami adakan di sini dengan tempat-tempat lainnya. Setelah pemberian goodie bag dan serah terima 3 kardus sarden, kami pun undur diri dari posko.

Posko terakhir yang kami datangi dari rangkaian kegiatan kami selama di Sinabung adalah Kursus Wanita Kristen (KWK) Berastagi. Pengungsi di posko KWK ini berasal dari desa Kebayaken, Kutarayat, Sukanalu, Sigarang-garang dan Naman berjumlah 731 jiwa (191 KK). Kami disambut dengan hangat oleh ibu Rosa yang bertanggung jawab untuk Logistik dan Mama Joy, guru TK yang selama pengungsian ini mendadak menjadi guru SD. Kami menyerahkan 8 kardus biskuit dan 8 kardus susu untuk anak-anak melalui Mama Joy.

Dengan selesainya serah terima ini, berakhir pula rangkaian kegiatan peduli bencana Gunung Sinabung Lebah. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa Sahabat Lebah baik yang langsung datang ke Mabes atau mengirimkan bantuan lewat kurir ke Mabes untuk disalurkan ke para pengungsi:

  1. Teman-teman dari Lingkar Persahabatan yang memberikan bantuan berupa krayon, pensil warna, buku mewarnai, buku Calistung, handuk, masker medis dan minyak kayu putih
  2. Vicksy Nurhayati yang memberikan bantuan berupa masker medis
  3. Renata Valenza dan teman-teman yang memberikan bantuan berupa boneka dan mainan anak
  4. Lyvia Vanessia yang memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan dan majalah anak
  5. Aziz yang memberikan bantuan berupa mainan anak

Kami juga berterima kasih kepada Riska & Ijul yang bersedia turun mewakili Lebah, Ocy yang berhasil mengusahakan mobil boks di Medan, Inne Rusmaryono & Iman Sinambela untuk bantuan mencarikan mobil selama di lokasi, kang Joni dari PKPU, para sahabat Lebah yang menaruh kepercayaan dengan menyalurkan dananya kepada kami, beezers yang bersedia membantu mulai dari persiapan hingga keberangkat, serta semua orang yang telah membantu mengirimkan doa agar kegiatan ini bisa terlaksana sesuai rencana.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kami, kami sertakan catatan pengeluaran untuk peduli bencana Sinabung di sini. Sementara untuk laporan pemasukan, akan kami buat satu mulai dari peduli bencana banjir Jakarta hingga Manado. Untuk dokumentasi, bisa dilihat di galeri kami atau klik di sini.

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi doa, tenaga, dana dan barang yang diberikan demi kelancaran kegiatan kami.

Salam lebah, Bzzzzz…
Bersama Berbagi Peduli

Capture