CTBSurvey

Survei Lokasi CTB 2014

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Pada 26 September lalu, Komunitas Lebah diwakili oleh Fifi, Ijul dan Bhayu melakukan survei ke Dusun Kalangan, Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta untuk kegiatan Cerdas Tanpa Batas 2014 yang rencananya akan diadakan pada hari Sabtu, 4 Januari 2014.

Kami naik kereta dari Jakarta tanggal 25 September malam dan setibanya di Yogya, setelah sarapan dan beristirahat sejenak, kami meneruskan perjalanan ke lokasi tersebut. Ditemani oleh kontak kami, mas Eko dari UST, perjalanan ke lokasi memakan waktu sekitar 2 jam.

Ada dua alasan kami memilih tempat ini. Pertama, lokasi yang kami sasar, mulai dari dusun hingga kabupatennya merupakan salah satu yang termiskin di Yogya menurut data tahun 2012. Mengapa miskin? Karena tingkat ekonomi mereka yang rendah mengakibatkan pendidikan yang mereka miliki pun rendah. Mayoritas pekerjaan warga di sana adalah buruh tani dengan upah maksimal Rp 30.000/hari, baik pada masa tanam maupun masa panen. Perhitungannya, masa tanam itu sepuluh hari dalam 1 bulan, lalu mereka menunggu sekitar 3 bulan untuk masuk ke masa panen. Selama menunggu masa panen dan/atau masa tanam berikutnya, mereka tidak memiliki penghasilan karena keahlian yang mereka miliki hanya sebagai buruh tani. Sehingga, tidak mengherankan bila alasan ekonomi merupakan alasan utama dan mayoritas warga tidak menyekolahkan anaknya.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

   OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Kedua, minat baca anak-anak di daerah ini besar sekali namun pasokan buku yang dimiliki sangat sedikit. Kami melihat, mereka hanya memiliki kurang dari 100 buku dan jenis buku yang mereka miliki hanyalah buku-buku pelajaran. Dengan kedua alasan tersebut, maka kami memutuskan untuk membantu dusun ini.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERASesampai di lokasi, kami disambut oleh Kepala Dusun, ibu Yatillah beserta suaminya, bapak Joko. Mereka berdua menjelaskan kepada kami panjang lebar mengenai keadaan di Dusun Kalangan, dan kami juga diajak berkeliling selain diperlihatkan taman baca yang ada saat ini. Saat berkeliling, kami melihat ada bangunan TK yang sudah berdiri sejak 10 tahun, namun yang menyedihkan, TK ini sama sekali tidak memiliki permainan satu pun yang bisa dimainkan anak-anak. Ayunan yang terpasang di pekarangan TK pun sudah 3 tahun hanya tinggal rangka besinya saja, sementara di pelataran TK terdapat lukisan besar mengenai keceriaan anak-anak bermain ayunan. Sungguh ironis bahwa mereka hanya bisa membayangkan nikmatnya bermain ayunan tanpa pernah sekalipun menaikinya.

Kami juga diajak melihat sekolah dasar terdekat yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah Kepala Dusun. Sebenarnya ini merupakan Madrasah kecil, terdiri dari 3 ruangan kelas, yaitu 1 kelas untuk kelas 1, 2 dan 5; 1 kelas untuk kelas 3 dan 4; 1 kelas khusus untuk kelas 6. Mereka punya 1 ruang guru yang digabung dengan ruang kepala sekolah. Tampak luar, bangunan cukup rapi, namun ketika kami melihatnya lebih dekat, tergambar betapa cukup mengenaskannya keadaan sekolah ini.

Waktu menunjukkan pukul 14.00 dan berarti kami sudah berada di lokasi selama 3 jam. Karena kami sudah mendapatkan apa yang diperlukan untuk persiapan kegiatan CTB, maka kami memutuskan untuk meninggalkan lokasi dan kembali ke Yogya.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA